Thursday 24 February 2011

Husnudzan atau Suudzan?

"Makanya punya pemikiran tuh jangan lurus-lurus aja, harus ada beloknya biar ga dibodohi orang" kata seorang temanku yang sedikit memperingatkanku pada saat aku hampir tertipu oleh ulah temanku yang satunya. Perkataan temanku itu membuatku berfikir, ada apa dengan dunia ini, mengapa sekarang kita justru diharuskan ber suudzan kepada saudara seiman dan seakidah, apakah karena sudah terlalu banyaknya orang yang berbuat mungkar di dunia ini. Wallahu alam.

Kadang saya pribadi memiliki sedikit kekaguman kepada teman-temanku yang berprofesi sebagai auditor di kementrian-kementrian Negara. Mereka begitu mudahnya menyimpulkan bahwa si A adalah penipu hanya dengan melihat jalan cerita yang dituturkannya, sehingga dia tidak pernah tertipu dengan apapun trik yang pernah disampaikan si A yang notabene adalah temannya sendiri dan teman kita semua. Apakah sedemikian canggihnya kah pemikiran dia ataukah memang sudah suudzan pemikiran dia kepada si A sehingga apapun yang Si A katakan sudah di cap tidak ada yang benar.

Lalu sebagai orang Islam bagaimana saya harus menetapkan dasar pikiran husnudzan dan suudzan ini kepada orang lain?

Sebuah refleksi diri yang semoga bermanfaat. LearnFromLife By Rian

No comments:

Post a Comment